Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
PAM WIYUNG – Surabaya, Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah peringatan akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bagaimana sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW?
Perlu diketahui, Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di kota Mekkah. Pada saat itu Mekkah merupakan kota yang tengah diserang oleh pasukan gajah yang berada di bawah pimpinan Raja Abrahah.
Pada tahun ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW akan jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal 1443 Hijriah atau bertepatan pada tanggal 19 Oktober 2021 mendatang.
Sejarah Maulid Nabi ini memiliki berbagai versi. Awal mula peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW diadakan pada abad ke-4 Hijriah oleh Dinasti Fathimiyyun di Mesir. Dinasti ini berkuasa pada rentang tahun 362-567 Hijriah.
Dinasi Fathimiyyun ini juga mengadakan hari Asyura, Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husein, Maulid Fatimah dan lain sebagainya. Perayaan Maulid sempat dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy dan kembali diperbolehkan pada masa Amir li Ahkamillah pada 524 H.
Perayaan maulid kembali dilakukan pada masa kepemimpinan Salahuddin Al Ayyubi pada tahun 1183 (579 Hijriah) atas usulan saudara iparnya, Muzaffaruddin. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat juang Islam saat mengadapi Perang Salib untuk merebut kota Yerussalem.
Sejarah Maulid Nabi di Indonesia
Perayaan Maulid Nabi ini tidak terlepas dari ajaran dan pengaruh dari Wali Songo saat menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Perayaan maulid juga mengadaptasi budaya Jawa yang kita kenal sebagai Grebeg Mulud.
Sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia sendiri tak lepas dari peran para Wali Songo yang hingga kini diyakini sebagai para tokoh penyebar agama Islam di tanah air.
Sembilan orang wali Allah SWT ini turut diperingati sekira tahun 1404 masehi dimana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan untuk menarik masyarakat terhadap ajaran agama Islam kala itu.
Penyebaran para Wali Songo yang banyak dilakukan di pulau jawa juga turut dileburkan dengan budaya jawa hingga beberapa wilayah di pulau jawa sering menyebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai Gerebeg Mulud.
Penamaan tersebut tak lepas dari cara perayaan para masyarakat yang sering menggelar upacara nasi pegunungan.
Hingga kini peringatan Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW sendiri masih terus dilakukan oleh umat muslim di tanah air setiap tahunnya.
Peringatan biasanya dilakukan dengan membaca manakib Nabi Muhammad dalam kitab Maulid Barzanji, Maulid Sumtud Dhurar, Saroful Anam serta bacaan lainnya.
Uniknya, kebiasaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, seluruh umat muslim yang telah membaca manakib tersebut akan disajian berbagai santapan khas yang hanya ada di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satu makanan khasnya yakni nasi kebuli dengan daging kambing.
Perayaan sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi kebahagian bagi umatnya, yang hingga kini menjadi umat yang ditolong dari kegelapan menuju terang benderang.
Selain itu umat muslim di Indonesia juga mentauladini Rasulullah baik jalan hidup dan tuntunan yang disampaikannya kepada umatnya di dunia kini.
Peringatan sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW diartikan sebagai kegembiraan bagi umat Islam, umat yang diyakini telah ditolong nabi Muhammad SAW dari kegelapan. Berkat kelahiran nabi Muhammad SAW umat muslim saat ini memiliki hari besar lain dalam Islam
Tanpa adanya sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW maka tidak akan ada perayaan Nuzulul Quran, Isra Mikraj dan hari besar Islam lainnya.
Sumber : https://jabar.suara.com/read/2020/10/27/141611/sejarah-maulid-nabi-dimulai-mazhab-syiah-dilanjutkan-sunni-ini-dalilnya?page=all